Kisah Peristiwa Pembersihan Hati Nabi Muhammad SAW
Latar Belakang
Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan Allah yang dipersiapkan sejak kecil untuk menerima wahyu dan mengemban tugas kerasulan. Salah satu peristiwa penting yang menjadi tanda kemuliaan dan persiapan spiritual beliau adalah peristiwa pembersihan hati. Kejadian luar biasa ini dikenal dalam istilah Arab sebagai syakku shadr (شقّ الصدر), yang artinya “pembelahan dada”.
Kapan dan Di Mana Terjadi?
Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Muhammad SAW masih berusia sekitar 4 atau 5 tahun, saat beliau masih tinggal di daerah pedesaan bersama ibu susuannya, Halimah As-Sa’diyah, dari kabilah Bani Sa’ad. Halimah dan suaminya merawat Nabi Muhammad kecil setelah tradisi masyarakat Arab saat itu mengirimkan bayi ke pedesaan untuk diasuh agar tumbuh lebih sehat, kuat, dan fasih dalam bahasa Arab.
Rangkaian Kejadian
Suatu hari, ketika Nabi Muhammad kecil sedang bermain bersama anak-anak lainnya di halaman atau padang tempat tinggal Halimah, datanglah dua orang malaikat, yang dalam beberapa riwayat disebut sebagai Jibril dan Mikail, dalam wujud manusia.
Berikut urutan kejadian luar biasa tersebut:
-
Malaikat membaringkan Nabi Muhammad SAW ke tanah secara lembut.
-
Mereka membelah dada beliau dari bagian atas hingga ke bawah perut.
-
Hati beliau dikeluarkan dengan penuh kehati-hatian.
-
Dari dalam hati itu, malaikat mengambil segumpal darah hitam, yang disebut sebagai "bagian setan", yakni simbol potensi buruk atau pengaruh negatif.
-
Hati beliau lalu dicuci dengan air zam-zam, menggunakan bejana dari emas yang dibawa oleh malaikat.
-
Setelah dicuci dan disucikan, hati beliau dikembalikan ke tempatnya semula, lalu dadanya dijahit kembali.
-
Dalam riwayat disebutkan bahwa tidak ada rasa sakit ataupun luka yang tersisa meskipun dadanya telah dibedah.
Kepanikan Anak-Anak dan Halimah
Anak-anak lain yang menyaksikan kejadian luar biasa ini merasa sangat takut. Mereka mengira bahwa Nabi Muhammad telah dibunuh. Mereka pun segera berlari dan memberitahukan Halimah. Halimah dan suaminya segera datang dan melihat Nabi Muhammad dalam keadaan pucat, namun tidak terluka dan tidak menangis. Meski tidak ada luka fisik, mereka sangat khawatir atas apa yang baru saja terjadi.
Karena ketakutan akan keselamatan Muhammad kecil, Halimah memutuskan untuk segera mengembalikannya ke ibunya, Aminah, di Mekkah, meskipun masa penyusuan belum selesai. Ia merasa bahwa anak ini sangat istimewa dan tanggung jawabnya terlalu besar untuk ditanggung oleh orang biasa.
Makna dan Hikmah Peristiwa Ini
Peristiwa pembersihan hati bukan sekadar kejadian luar biasa, tetapi memiliki makna yang dalam:
-
Pembersihan spiritual: Menghilangkan potensi sifat buruk atau pengaruh setan dari dalam diri Nabi Muhammad.
-
Persiapan menjadi rasul: Hati yang bersih adalah syarat utama untuk menjadi pembawa wahyu dan pemimpin umat.
-
Tanda kenabian: Kejadian ini menjadi bukti bahwa Nabi Muhammad bukan manusia biasa, melainkan makhluk pilihan yang telah disiapkan sejak kecil oleh Allah.
-
Perlindungan ilahi: Ini menunjukkan bahwa Nabi selalu berada dalam pengawasan dan perlindungan langsung dari Allah sejak dini.
Peristiwa Ini Terulang
Menurut beberapa riwayat, peristiwa pembelahan dada ini terulang kembali saat Nabi dewasa, yaitu menjelang peristiwa Isra' dan Mi'raj, sebagai bentuk pembersihan dan penguatan jiwa beliau sebelum melakukan perjalanan spiritual ke langit untuk menerima perintah salat.
Komentar
Posting Komentar